Pemerintah Kota Kediri Rekrut Relawan Sopir Ambulans dan Pemulasara Jenazah
Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menentukan untuk merekrut relawan yang bertugas sebagai sopir dan pemulasara jenazah menyusul kenaikan persoalan Covid-19, juga warga yang meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dokter Fauzan Adima, Sabtu di Kediri mengemukakan, Wali Kota Abdullah Abu Bakar telah beri tambahan wejangan berkaitan bersama dengan penanganan Covid-19, juga untuk menangani pasien yang terpapar. Untuk itu, manajemen RSUD Gambiran Kediri menentukan tingkatkan kuantitas tenaga relawan sopir ambulans yang ada. Langkah ini dilakukan sesudah evaluasi mobilitas ambulans yang tinggi.
“Sebelumnya, di RSUD Gambiran telah ada 10 orang tenaga sopir ambulans. Rencananya, dapat ada penambahan lima orang tenaga relawan sopir ambulans. Hal ini langsung kita realisasikan, mengingat tugas sopir ambulans kian berat,” kata Fauzan Adima yang juga juru berkata Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Kediri tersebut, di Kediri Sewa Ambulance .
Ia menambahkan, nantinya sopir ambulans ini dapat ditugaskan lakukan penjemputan pasien, merujuk pasien, pengiriman jenazah dan pengambilan jenazah berasal dari rumah. Nantinya sopir berikut dapat siaga di RSUD Gambiran Kediri.
Baca Juga:
KH Zainuddin Djazuli Tutup Usia, Gubernur Jatim: Sosok Ulama Konsisten dan Tegas
Sekretaris Daerah Kota Kediri Bagus Alit beri tambahan Pemkot Kediri juga langsung merekrut relawan pemulasara jenazah berasal dari aparatur sipil negara (ASN). Hal ini sebab naiknya persoalan kematian di RSUD Gambiran Kediri, sehingga terjadi peningkatan saat antrean pemulasaraan jenazah.
“Di saat normal antrean pemulasaraan maksimal tiga jam. Sekarang telah mencapai 6-10 jam. Hal ini tentu mesti langsung diatasi sehingga tidak mengundang komplain berasal dari keluarga pasien/ almarhum,” kata Bagus Alit.
Pihaknya beri tambahan relawan itu tidak cuma ASN, melainkan juga masyarakat umum Kota Kediri juga bisa ikut dan juga mendaftar. Nantinya, para relawan dapat dilatih pemulasaraan jenazah sesuai protokol Covid-19, dan juga bertugas di RSUD Gambiran Kediri sepanjang dibutuhkan di jaman pandemi.
Sampai saat ini, berasal dari data Dinas Kesehatan Kota Kediri, bed occupancy rate (BOR) di Kota Kediri mencapai 82 persen. Dengan adanya PPKM darurat ini diinginkan warga bisa kurangi mobilitas di luar rumah, sehingga bisa membantu tenaga kesegaran untuk menekan BOR dan persoalan Covid-19 yang ada di Kota Kediri.
Di Kota Kediri, hingga Jumat (9/7) mencapai 1.720 orang yang telah terkonfirmasi positif Covid-19. Terdapat 163 orang yang masih dirawat, 1.373 orang telah sembuh, dan 184 orang telah meninggal dunia. (Antara)